KALIMAT EFEKTIF
Pengertian
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau
penulis sehingga pembaca atau pendengar dapat menerima maksud/arti serta
tujuannya seperti yang di maksud penulis /pembicara.
Syarat-syarat yang dimiliki oleh kalimat efektif yaitu :
Koherensi atau perpaduan,
yaitu kalimat efektif harus mudah dipahami dan memiliki hubungan yang logis
atau dapat diterima oleh akal sehat.
Contoh :
Waktu dan tempat saya persilakan. (Kalimat ini tidak logis karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilakan). Kalimat tersebut seharusnya : “Kepada bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.”
Contoh :
Waktu dan tempat saya persilakan. (Kalimat ini tidak logis karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilakan). Kalimat tersebut seharusnya : “Kepada bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.”
Kepararelan atau kesejajaran,
yaitu penggunaan kata atau frase imbuhan yang memiliki kesamaan, baik dalam
fungsi ataupun bentuknya. Jadi jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja
berimbuhan di-, maka bagian kalimat lainnya juga harus menggunakan imbuhan di-
pula.
Contoh : Anak itu ditolong pak Adi dan dipapahnya ke pinggir jalan.
Contoh : Anak itu ditolong pak Adi dan dipapahnya ke pinggir jalan.
Kehematan,
yaitu kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu
dan setiap kata harus memiliki fungsi yang jelas. Penggunaan kata-kata yang
berlebihan justru akan memperlemah dan menambah ketidakjelasan maksud dari
kalimat itu.
Contoh : Bunga-bunga mawar, anyelir dan melati sangat disukainya. (Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu karena kata mawar, anyelir, dan melati terkandung makna bunga.
Contoh : Bunga-bunga mawar, anyelir dan melati sangat disukainya. (Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu karena kata mawar, anyelir, dan melati terkandung makna bunga.
Penekanan,
yaitu bagian dari kalimat yang paling penting perlu ditunjukkan dari
unsur-unsur yang lain.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memberikan penekanan adalah
sebagai berikut :
1) Mengubah posisi dalam kalimat
yaitu dengan cara meletakkan bagian penting di depan kalimat. Contoh : Harapan
kami adalah agar masalah ini dapat dibicarakan lebih lanjut.
2) Menggunakan partikel, penekanan
bagian kalimat misalnya dengan penggunaan partikel lah, pun dan kah. Contoh :
Kami pun turut berbahagia melihat prestasimu.
3) Menggunakan repetisi, yaitu
dengan mengulang-uang kata yang dianggap penting. Contoh : Dalam membina
hubungan antara suami dan istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan
anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap
saling memahami antara satu dan lainnya.
4) Menggunakan pertentangan yaitu
menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan maksudnya dalam kegiatan
yang ingin ditegaskan pada kalimat. Contoh : Anak itu tidak malas, tetapi
rajin.
Kevariasian,
yaitu memiliki subyek,predikat,
serta unsur-unsur lain ( O/K) yang saling mendukung serta membentuk kesatuan
tunggal. Contoh : Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat
membantu keselamatan umum. Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak
didukung subyek. Unsur di dalam keputusan itu bukanlah subyek, melainkan
keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan ditandai oleh keberadaan
frase depan di dalam (ini harus dihilangkan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar